Jurnal Mitigasi - Litigasi Supervisi Sosial dan Politik - Kolom ini hadir sebagai ruang refleksi atas dinamika demokrasi Indonesia pasca-Reformasi, ketika masyarakat sipil terus mencari cara untuk menegakkan kontrol terhadap negara. -Mitigasi - dipahami sebagai upaya pencegahan konflik sosial dan politik, sementara - Litigasi - merujuk pada proses penegakan hukum serta penyelesaian sengketa yang lahir dari ketegangan sipil-militer maupun antar-aktor politik. Melalui perspektif supervisi sosial, kolom ini menyoroti bagaimana lembaga non-pemerintah, media, serta komunitas akademik berperan sebagai pengawas kritis. Tujuannya jelas: memastikan demokrasi tidak hanya menjadi prosedur elektoral, tetapi juga praktik yang berpihak pada keadilan sosial. Dalam lingkup politik, kolom ini mengurai fenomena - grey area - purnawirawan militer, problem akuntabilitas hukum, hingga dilema skeptisisme publik terhadap institusi negara. Semua dibaca bukan semata dari sisi hukum formal, melainkan juga sebagai gejala sosiologis yang memengaruhi hubungan kekuasaan dan kepercayaan publik. Jurnal Mitigasi - Litigasi Supervisi Sosial dan Politik - bukan hanya catatan akademik, melainkan juga ajakan untuk terus mengawal reformasi. Bahwa demokrasi sejati hanya dapat tumbuh bila ada keseimbangan antara negara yang berkuasa dan masyarakat yang berdaya mengawasi.
Ojo Ngono, Mas Qodari!
5 jam lalu
Surat terbuka untuk Muhammad Qodari.
Oleh : Ahmad Wansa Al-faiz
Kepada Yth.
Bapak Muhammad Qodari,
Kepala Kantor Staf Kepresidenan yang baru,
Salam hormat dari rakyat jelata yang kadang cuma bisa komentar di warung kopi dan status WhatsApp.
Tentang Ide Tiga Periode
Ojo ngono, Mas Qodari.
Panjenengan dulu sempat bikin geger dengan gagasan tiga periode. Katanya demi stabilitas politik, demi mengakhiri polarisasi, demi rakyat. Tapi, kok yo rakyatnya sendiri yang rame-rame nolak ? Survei bilang mayoritas gak setuju.⁽¹⁾
Kan jadi lucu: rakyat diminta terima sesuatu atas nama rakyat. Itu kayak warung mie instan yang nulis “mie sehat bergizi” tapi isinya micin dobel.
Dari JokPro ke KSP
Ojo ngono, Mas Qodari.
Hari ini panjenengan duduk di kursi empuk KSP, dilantik langsung oleh Presiden Prabowo.⁽²⁾ Kursinya strategis banget: dekat telinga presiden, bisa bisik-bisik kebijakan, bisa tanda tangan disposisi.
Tapi publik tentu ingat rekam jejak panjenengan. Jadi wajar kalau muncul pertanyaan: “Apakah KSP sekarang jadi Kantor Staf Prabowo atau Kantor Simpanan Periode?”
Demokrasi Jangan Jadi Drama
Ojo ngono, Mas Qodari.
Demokrasi ini serius, bukan sinetron striping yang bisa ditambah season baru sesuka produser. Reformasi sudah sepakat: cukup dua periode. Itu harga mati. Kalau masih ngotot tiga periode, sama aja bikin drama Takdir Cinta yang Tertunda: Edisi Kekuasaan Abadi.
Kalau begitu, apa bedanya republik dengan kerajaan? Bedanya cuma di panggilan: “Yang Mulia Presiden” atau “Yang Mulia Raja” ?
Rakyat Masih Punya Ingatan.
Ojo ngono, Mas Qodari.
Rakyat mungkin suka lupa bayar utang warung, tapi soal janji reformasi dua periode, mereka nggak gampang lupa. Wacana tiga periode itu bikin rakyat was-was: jangan-jangan demokrasi berubah jadi birokrasi dinasti.⁽³⁾
Masih segar di ingatan, Rocky Gerung nyeletuk, “Pelantikan Qodari bukti Prabowo tak paham demokrasi.” Wah, komentar itu bisa bikin telinga panas kalau dibacakan di rapat kabinet.
Penutup: Lagu Slank Bukan Instruksi.
Mas Qodari, Slank pernah nyanyi Birokrasi Kompleks. Itu lagu protes, bukan panduan kerja. Jadi jangan diterjemahkan jadi Birokrasi Dinasti.
Rakyat maunya simpel aja:
- dua periode cukup,
- birokrasi jangan ribet,
- pejabat jangan main-main sama konstitusi.
Kalau semua itu dijalankan, baru rakyat bisa bilang:
“Terima kasih, Mas Qodari. Kali ini njenengan "ojo ngono" beneran.”
Hormat kami,
Rakyat Yang Doyan Satir. (RYDS).
Catatan Kaki
1. Litbang Kompas, Survei Sikap Publik terhadap Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, 2021.
2. “Prabowo Lantik Muhammad Qodari Sebagai Kepala KSP,” berbagai media nasional, 17 September 2025.
3. Rocky Gerung, kritik soal pelantikan Qodari: [Depokraya](https://depokraya.pikiran-rakyat.com/politik/pr-3299663794/rocky-gerung-soroti-penunjukan-m-qodari-sebagai-kepala-ksp-prabowo-dinilai-tak-paham-demokrasi-dan-abaikan-re).

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Ojo Ngono, Mas Qodari!
5 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler